Minggu, 05 Oktober 2014

Bawang Merah


Bawang merah adalah salah satu jenis tanaman yang digunakan sebagai bumbu masakan oleh sebagian besar masyarakat asia (khususnya asia tenggara) dan dunia. Sebagian besar bumbu masakan di berbagai belahan dunia ini pasti mengandung bawang merah. Bawang merah ini digunakan sebagai penyedap rasa dari masakan tersebut. Oleh karena itu tidak heran jika kebutuhan bawang merah relatif stabil di pasaran.
Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) oleh masyarakat jawa
disebut juga dengan “brambang”. Bagian yang paling banyak digunakan dari tanaman ini adalah umbinya. Namun ada juga yang memanfaatkan daun dan bunganya sebagai penyedap masakan. Kegunaan lain dari bawang merah adalah sebagai bahan obat tradisional dan bahan minyak urut.
Ada beberapa daerah di pulau jawa yang dijadikan sebagai sentra bawang merah. Misalnya kabupaten brebes, banyumas dan sekitarnya. Pada saat panen, bawang merah di daerah ini sangat melimpah ruah, sehingga para petani bawang merah menyimpanannya untuk beberapa waktu agar harganya tidak anjlok. Dan ketika harganya mulai naik dan stabil biasanya mereka baru menjualnya.
Bawang merah, selama ini dikenal cepat mengalami kerusakan, pada faktor fisiologis maupun mikrobiologis. Salah satu penyebabnya adalah kandungan air yang sangat tinggi. Dalam 100 gram bawang merah, mengandung air sekitar 88 %, sisanya berupa protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Hal ini menyebabkan kerusakan fisiologis, serta mempermudah tumbuhnya jamur bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada fisik bawang merah. Bawang merah menjadi cepat rusak dan akan membusuk jika tidak dijaga dengan baik selama penyimpanannya.
Sebenarnya, bawang merah mengandung allicin yaitu suatu zat yang berfungsi sebagai penangkal mikrobia dan merupakan senyawa volatil yang memberikan rasa dan bau yang khas. Serangan jamur dan bakteri bisa dilihat dengan timbulnya bintik2 hitam pada permukaan umbi. Hal ini tentunya akan merusak penampilan dan juga kandungan gizi yang terdapat dalam bawang merah. Sehingga berdampak pula pada harga jualnya. Semakin baik kondisi dan ukuran dari bawang merah, maka semakin tinggi pula harganya.
Untuk memperpanjang masa simpan bawang merah agar tidak rusak maka ditemukan beberapa cara untuk penyimpanannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperpanjang masa simpan bawang merah tersebut, diantaranya adalah pengeringan dengan sinar matahari, digantung di para-para, serta pengawetan dengan diasap.
Molekul Sulfurdioksida
Cara baru untuk memperpanjang masa simpan bawang merah, yaitu pengasapan dengan sulfur dioksida. Gas ini berupa zat tidak berwarna, larut dalam air dan merupakan asam yang mempunyai sifat disenfectan. Fungsinya antara lain mencegah reaksi pencoklatan, serta menghambat pertumbuhan mikroorganisme, alternaria sp, rhizophus, dan untinula. Sehingga diharapkan dengan pengasapan ini maka usia penyimpanan bawang merah menjadi lebih lebih lama. Untuk memperoleh bahan kimia ini dapat dibeli di toko-toko bahan kimia.
Konsentrasi sulfur dioksida yang diperlukan adalah dibawah 2.000 ppm (Part per Million), atau dalam range 500 hingga 2.000 ppm. Sebelum melakukan pengasapan, perlu diperhatikan tahapan penanganan pasca panen bawang merah, yaitu pemanenan, penyortiran, pengeringan, pengasapan, dan penyimpanan.
Pemanenan dilakukan bila daun bawang merah telah kering (usianya 70 hari setelah tanam). Daun bawang yang telah mengering ini tidak dimaksudkan  untuk tanaman yang terkena penyakit atau terkena panas matahari yang terlaku terik dan kurang dalam penyiraman. Akan tetapi keringnya daun disini benar-benar uisanya yang telah cukup, sehingga bawang merah siap untuk dipanen.
Peyortiran atau seleksi dilakukan berdasarkan ukuran, bentuk, dan tingkat kerusakannya. Bawang merah yang mempunyai ukuran besar biasanya mempunyai harga yang tinggi. Sedangkan bawang merah yang ukurannya kecil-kecil biasanya digunakan sebagai bibit di masa tanam selanjutnya.
Pengeringan Bawang Merah
Pengeringan dilakukan sampai kadar airnya mencapai 10 hingga 20 %. Pengeringan ini dilakukan dengan cara meletakkan bawang merah pada para-para dan selanjutnya dipanaskan di bawah terik sinar matahari atau dapat juga dengan cara lain yang memungkinkan bawang merah menjadi cepat kering. Pengeringan bawang merah dapat dilakukan dalam 2-5 hari atau bawang merah menjadi benar-bepar kering.
Setelah kira-kira 2-5 hari dijemur di bawah sinar matahari, selanjutnya dilakukan pengasapan. Pengasapan ini dapat dilakukan dengan bahan bakar kayu, batok dan sabut kelapa, bonggol jagung dan dapat juga dengan sulfur dioksida. Pengasapan dengan sulfur dioksida dilakukan dengan meletakkan bawang merah di atas para-para dan diasapi dari bawah. Dengan cara ini, daya simpan bawang merah menjadi lebih lama, makin tinggi konsentrasinya sulfur dioksida yang digunakan, maka makin lama pula daya simpannya. Selain itu tekstur bawang merah menjadi lebih keras.
Bawang Merah Siap Dijual
Satu-satunya kekurangan pada cara pengasapan dengan menggunakan sulfur dioksida adalah hilangnya vitamin B1 yang terkandung dalam bawang merah. Konsentrasi yang tinggi menyebabkan kerusakan pada allicin, dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Maka dari itu dianjurkan agar tidak menggunakan cara ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka konsentrasi sulfur dioksida yang digunakan harus dibatasi. Dari beberapa penelitian, sebaiknya digunakan sulfur dioksida dengan konsentrasi 1000 ppm selama 30 menit.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan untuk mengetahui cara penyimpanan bawang merah yang paling baik, maka sebaiknya selalu konsultasi dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) yang bertugas di wilayah tempat anda tinggal. Hal ini dilakukan agar hasil produksi pertanian khususnya komoditi bawang merah menjadi lebih maksimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Dengan adanya beberapa cara penyimpanan bawang merah yang telah diuraikan di atas, maka para petani bawang merah diharapkan dapat menyimpannya lebih lama sehingga mudah dalam mengatur kapan bawang merah tersebut akan dijual. Dan tentunya mereka dapat menyimpannya lebih lama sampai harganya lebih stabil (tidak anjlok seperti pasca panen langsung dijual).
Demikian beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyimpan bawang merah agar lebih lama. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

2 komentar:

  1. berapa lama ketahanan bawang merah

    BalasHapus
  2. Bagi ilmunya master obat untuk mengawetkan bibit bawang merah apa ya..?

    BalasHapus

Categories

Unordered List

Sample Text

Blog Archive

Popular Posts

Recent Posts

praktek

Text Widget